KUNJUNGI WEBSITE RESMI CIANJUR NEWS (CN) DI WWW.CIANJURNEWS.COMIIKUTI DIKLAT BLOG UNTUK GURU YANG DILAKSANAKAN OLEH WSI KERJASAMA TELKOM DAN CBC, BERTEMPAT DI PT. TELKOM CIANJUR MULAI TANGGAL 6 APRIL S.D 28 MEI 2008 ,PENDAFTARAN GRATIS, DAFTAR KE : SMK ISLAMIYAH SAYANG JL. PROF. MOH YAMIN NO. 110 SAYANG CIANJUR KONTAK PERSON : 08156309231

CianjurNEWS (17/11) JUMLAH sepeda motor setiap tahun mengalami peningkatan yang sangat pesat. Sayangnya, peningkatan tersebut tidak disertai dengan kelengkapan administrasi standar pengguna kendaraan bermotor, yakni Surat Izin Mengemudi (SIM) C. Alasannya beragam, mulai dari biaya pembuatan yang dianggap mahal, syarat yang sulit, hingga keengganan lantaran waktu yang cukup lama.

Hal tersebut tidak ditampik oleh pihak kepolisian sebagai lembaga yang berwenang mengatur dan mengeluarkan SIM. Perkara ongkos pembuatan SIM, seperti dijelaskan Baur SIM Polres Cianjur, Aiptu Dede A.S., S.Pd., bisa dianggap relatif. Sebab, jika hitungannya angka rupiah, lisensi yang berlaku selama 5 tahun tersebut bisa dianggap murah. ”Coba saja berapa rupiah jatuhnya untuk satu hari,” katanya.

Dijelaskan pula, perkara mahal dan sulit itu pun, menurut Dede, jangan dilihat dari sudut pandang negatif. Sebab, sebagaimana sebuah syarat, untuk mendapatkan SIM C itu tidak bisa sembarangan lantaran ada atu-rannya. ”Bayangkan saja jika membuat SIM itu mudah dan murah, bisa setiap saat orang bikin SIM. Nilainya pun tidak akan terlalu berarti karena dianggap gampang,” terang Dede.

Untuk menghapus citra mahal dan sulit, pihak kepolisian pun kemudian menciptakan program-program yang bisa meraih kesadaran masyarakat untuk membuat SIM dengan mudah, tanpa mengabaikan aturan. Salah satu program yang digulirkan secara nasional adalah pembuatan SIM keliling. Untuk saat ini, kepolisian sudah mengoperasikan kendaraan operasional untuk program tersebut. ”Saat ini, program dari Mabes Polri tersebut baru melayani perpanjangan SIM,” ujar Dede.

Di lingkungan Polres Cianjur, program yang saat ini dijalankan adalah sistem arisan SIM C untuk tukang ojek. Selain itu, ada pula program SIM C gratis yang diberikan oleh dealer bekerja sama dengan kepolisian sebagai bonus pada konsumen, serta program pembuatan SIM kolektif untuk kalangan kampus dan sekolah-sekolah.

Dede menjelaskan, program arisan SIM C dilaksanakan untuk membantu para tukang ojek yang selama ini diketahui banyak yang tak memiliki SIM C. Alasannya, para tukang ojek ini tidak memiliki biaya yang cukup untuk membuat SIM. ”Jangankan untuk membuat SIM, penghasilan untuk setoran motor dan mencukupi kebutuhan sehari-hari pun masih pas-pasan,” kata Dede.

Dengan digulirkannya program arisan ini, Dede menjelaskan, para tukang ojek bisa mendapatkan SIM C dengan cara mengumpulkan uang dalam satu kelompok yang anggotanya 10 orang. Setiap tukang ojek menyetor Rp 2.500,00 setiap hari sehingga dalam jangka waktu 10 hari, kelompok tersebut bisa mengumpulkan uang Rp 250 ribu. ”Minimal satu SIM C sudah bisa dibuat untuk satu orang anggota kelompok tersebut,” jelas Dede.

Pada praktiknya, setiap tukang ojek yang sudah mendapatkan SIM C, tidak langsung menerima SIM asli, melainkan fotokopi dan berkas pernyataan bahwa tukang ojek tersebut telah memiliki SIM. Berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak pengojek dengan kepolisian, SIM C yang asli untuk sementara disimpan. ”Kalau sudah terpenuhi semua anggota kelompok itu, baru SIM asli diberikan. Hal ini untuk jaga-jaga saja,” tutur dia.

Untuk saat ini, program pembuatan SIM C dengan sistem arisan bagi para tukang ojek sudah dilaksanakan di beberapa pangkalan ojek, terutama yang berlokasi di dalam kota Cianjur dan sekitarnya. Di antaranya, pangkalan ojek Panembong, Bojongmeron, Popsi, serta arisan SIM A untuk pengemudi angkot trayek 03. ”Dalam waktu dekat, para tukang ojek di wilayah Ciranjang dan Cibeber pun menginginkan program tersebut,” kata Dede.

Dede menjelaskan, tujuan utama program arisan SIM C bagi para tukang ojek adalah menciptakan kesadaran tertib administrasi dan tertib berlalu lintas bagi masyarakat. Setidaknya, imbuh dia, para pengojek yang beroperasi di beberapa pangkalan ojek yang ada di Kota Cianjur dan sekitarnya, saat ini hampir 70 persen telah memiliki SIM. ”Padahal, sebelumnya paling-paling hanya 50 persen tukang ojek yang memiliki SIM,” jelas Dede.

Selain tukang ojek, kemudahan mendapatkan SIM C juga diberikan kepada konsumen yang membeli atau mengkredit sepeda motor di dealer tertentu. Konsumen mendapatkan bonus pembuatan SIM C secara gratis jika membeli atau mengkredit sepeda motor jenis-jenis tertentu. ”Biaya pembuatan SIM C tersebut ditanggung oleh dealer sebagai bentuk layanan kepada konsumen,” terang Dede.

Kemudahan mendapatkan SIM C dilakukan pula melalui program pembuatan SIM kolektif yang dilaksanakan di lingkungan kampus dan sekolah-sekolah. Kata Dede, untuk lingkungan kampus, pembuatan SIM kolektif untuk pertama kali dilakukan di kampus Unsur Cianjur, Rabu (14/11), dengan jumlah peserta sebanyak 120 orang yang berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, staf, dan lain-lain.

Selain ke lingkungan kampus, pembuatan SIM C secara kolektif dilakukan pula di sekolah-sekolah, di antaranya SMAN 1 Cilaku, SMAN 1 Cianjur, dan SMAN 2 Cianjur. ”Untuk lingkungan sekolah, selain pembuatan SIM secara kolektif, dilakukan pula kegiatan pembinaan dan pembelajaran tata cara berlalu lintas yang baik,” kata Dede.

0 komentar